Minggu, 03 Mei 2009

Anak-anak keren

Crue 4A Keren :
*Abror, Aditya, Adhitama, Adib, Allan, Bayu,
*Dyllan, Dito, Fatah, Fadhil, Faris, Fian,
*Fido, Hanif IR, Imad, Latif, Malik, Nanda,
*Naufal H, Nur Hanif, Rijal, Wafi, Zayd, Zubair

Yel-Yel 4A!
Kami Anak kelas 4A. Sholih ... Cerdas ... Kreatif ... Mandiri.
Rajin Ibadah dan belajar, taat ortu dan guru
4A Ok! Ok! 4A Bisa! Bisa! Bisa berprestasi.
4A Keren-keren 4A Ganteng-ganteng Bisa jadi Juara
4A SImSalaBim! Allohu Akbar!
S -> Senyum
Im -> Imut
Sala -> Salam
Bim -> Bimbing

InsyaAlloh dengan yel-yel tersebut. Anak-anak 4A bisa menjadi
1. Anak yang Sholih, Cerdas, Kreatif, dan Mandiri (sesuai Visi SDIT Insan Kamil)
2. Anak yang rajin Ibadah (wajib maupun sunnah)
3. Anak yang rajin belajar
4. Anak yang selalu taat pada orangtua dan ustadz/ah
5. Anak yang Keren, Ganteng, dan Bisa menjadi Juara
6. Anak yang selalu tersenyum dan imut
7. Anak yang senang menebarkan salam
8. Anak yang selalu membimbing adik kelas dan teman-temannya kepada kebaikan.

Blog baru ....

Melihat anak-anak dan ustadz/ah Insan Kamil yang sudah mempunyai blog sendiri. Jadi iri dibuatnya. Ahhh, gak apa-apa. Yang penting iri dalam kebaikan, dan menjadi pemicu utnuk membuat blog secara tutorial. Maka dari itu, saya perlu masukan. Kirim saran dan masukannya ya... Para Pembaca dan Bloggers :-)

Tak sekedar kata ....

Anak adalah dambaan bagi setiap orangtua. Anak dititipkan di sekolah oleh orangtua karena mereka percaya terhadap sekolah. Di sekolah, anak dapat mengenal dan memahami arti kehidupan.
Singkat kata, ketika masuk dunia pendidikan khususnya sebagai pengajar. Saya mempunyai teori bagaimana menjadi guru yang profesional, untuk praktek lapangan hanya sekali. Pada saat KKN (Kuliah Kerja Nyata), itupun saya diminta mengajar PAI.
Alhamdulillah, saya dipertemukan oleh Alloh untuk mengajar di sebuah institusi/lembaga Islam Terpadu. Awalnya, masih ragu (sekarangpun kadang juga masih muncul keraguan;-). Di lembaga tersebut, ketika melihat anak yang sedang muroja'ah surat-surat pendek, hati terasa bergetar dan tak terasa air mata menetes. Inikah jalan kebaikan yang diberikan Alloh kepadaku??? Waktu terus berjalan, akupun dapat belajar banyak dari ustadz/ah dan anak-anak.
Kegiatan belajar mengajar menjadi rutinitas sehari-hari. Ketika mengajar di kelas bawah, ada anak yang menurut sebagian besar guru pengajar adalah anak spesial, baik itu akademis maupun sikap. Menurut informasi, anak tersebut juga bermasalah di rumahnya. Mungkin karena kasih sayangnya terbagi oleh saudaranya yang lain, karena ternyata dia tidak mempunyai ayah. Dalam kesehariannya, akademisnya dibawah teman-temannya dan perilakunya sulit untuk diarahkan.
Sabtu siang, ketika saya mampir makan bakso di dekat sekolah bersama teman-teman guru. Saya bertemu anak tersebut. Eh, kamu sedang beli apa? Dia langsung tersipu malu, dan langsung menyalamiku, sambil mengucapkan "Beli bakso ustadzah".
Walaupun terlihat sepele, sayapun dibuatnya merenung oleh kesopanannya. Subhanallah, masih ada sisi kebaikan yang dimilikinya. Tidak sekedar kata yang diucapkan, tapi perilaku yang ditunjukkan pada khalayak umum. Bahwa dia seharusnya bisa dibanggakan untuk menjadi seorang anak maupun murid.
Setelah pertemuan itu, dia selalu tersenyum dan menyapa ketika melihatku. Mudah-mudahan saya tidak GR dibuatnya. Do'a saya terhadapnya: "Jadikan anak tersebut menjadi pemimpin yang punya sopan santun di masa depan!" Walau tak sekedar kata, tapi perbuatan.